Razan, Inspirasi Kebaikan
Razan, Inspirasi Kebaikan

USIANYA baru sepuluh tahun. Namun Razan, demikian bocah yang tinggal di Karangasem RT 3 RW 5 ini biasa disapa, mampu menginspirasi ayah ibunya untuk terus berbagi kebahagiaan kepada yang membutuhkan.

Berawal saat dikhitan pada liburan semester, siswa kelas 4 SDN 1 Karangasem, Kecamatan Laweyan Kota Surakarta ini mengungkapkan rencana mulianya. Kepada sang Ibu, Sri Mulyaningsih, 48, peraih sepuluh besar di kelasnya itu ingin memberikan tabungannya untuk anak-anak yatim.

‘’Ma, uang yang aku peroleh saat khitan ini mau aku sumbangkan untuk anak-anak yatim. Kasihan mereka tidak punya Bapak. Aku mau bersyukur dan berbagi kebahagiaan untuk mereka.’’

Sungguh ungkapan yang sangat mulia untuk anak bernama panjang Razan Muhammad Ihsan itu. Dengan keikhlasan dan kebeningan hati, bocah kelahiran 19 Maret 2006 itu menyerahkan seluruh uang hadiah khitan dari bude, pakde, eyang dan keluarga besarnya itu. Jumlah yang sangat besar untuk anak seusianya.

Razan pun dengan bangga memperlihatkan kuitansi dari Yayasan Aitam Indonesia, di mana tertulis namanya serta jumlah nominal yang tertera di situ kepada sang ayah, Hari sulistyawan, 55.

‘’Tuh, mama juga punya kuitansi yang sama. Tapi kalau mama untuk wakaf pembangunan asrama anak yatim di Aitam. Kita sama ya, Ma,’’ kata Razan sambil melambaik-lambaikan lembar kuitansi di hadapan ayah ibunya.

Tak mau kalah dengan sang anak dan istri, bapak yang bekerja di perusahaan tambang  itupun menyerahkan sejumlah uang sama persis dengan jumlah yang diserahkan Razan. Apa yang dilakukan sang anak, ternyata telah mampu menginspirasi untuk melakukan kebaikan yang sama.

‘’Papa juga mau ikut dapat pahala, berinfak untuk anak yatim.’’

Sungguh mengharukan, kebiasaan fastabiqul khoirot, berlomba-lomba dalam kebaikan sudah tertanam di keluarga ini. Tentu ini bukan hal yang langsung saja terjadi, melainkan sudah ditanamkan sejak dini dan cukup lama.

Saat Idul Adha misalnya, keluarga ini berkurban atas nama masing-masing anggota keluarga. Termasuk Razan, sudah beberapa kali Idul Qurban, ikut menyerahkan kambing atas namanya sendiri. Bocah yang bercita-cita menjadi pengusaha ini tanpa berat hati menyerahkan tabungannya.

‘’Kami memang membiasakan Razan menabung sebagian uang sakunya sendiri untuk dibelikan kambing atau ikut sapi kolektif saat Qurban,’’ kata sang Ibu.

Pasangan yang dikaruniai tiga putra ini memang menyadari betul bahwa shadaqah bisa memperluas rezeki. Selain lebih membersihkan harta yang dimiliki, juga menghadirkan perasaan tenang dalam hati seluruh anggota keluarga.

‘’Seperti ada yang kurang nyaman di hati, ketika lama tidak berinfaq. Ketenangan itu langsung hadir ketika menyerahkan infaq dan sodaqoh kepada yang membutuhkan.’’

Dan pemilik toko kelontong di Karangasem ini hanya berharap, semoga Razan bisa tumbuh menjadi pribadi yang sholih dan bermanfaat bagi umat. ‘’Sungguh nikmat yang tiada tara ketika mengetahui anak-anak kita menjadi anak yang sholih dan sholihah, mampu menjadi amal jariyah orang tuanya. Semoga Razan menjadi anak sholih yang menyejukkan hati kami.’’

Razan, bocah yang gemar bersepeda itu memang sudah terlihat kesholihannya. Saat adzan berkumandang, dia langsung mengambil sarung menuju masjid. Dia pun hampir tak pernah absen mengaji di Taman Pendidikan Alquran (TPA) terdekat. Semoga istiqomah dan tetap bersama kebaikan hingga dewasa nanti ya, Nak.. (Anie R Rosyidah)