Jum’at, 15 April 2016 yang lalu Yayasan Aitam Indonesia melalui Majelis Taklim Ahsana sukses menyelenggarakan   Serial Ta’lim Bersama Ustadzah Hj. Teh Ninih Muthmainnah dengan tema “Keluarga Sakinah, Bahagia Dunia Akhirat”. Bertempat di Ngasem, Colomadu, Karanganyar ribuan peserta hadir memadati kompleks Pondok Pesantren khusus yatim binaan Yayasan Aitam ini.

Dalam ceramahnya Ustadzah Ninih Muthmainnah atau yang akrab di sapa teh Ninih ini mengutarakan bahwa untuk menciptakan sebuah keluarga yang sakinnah, mawaddah, dan rohmah memiliki beberapa kriteria. Termasuk salah satunya saat ingin memiliki anak yang sholeh dan sholehah maka peran orang tua di rumah sebagai madrasah pertama bagi sang buah hati sangat penting. Beberapa kriteria tersebut diantaranya diuraikan dalam kajiannya.

Menjadikan rumah sebagai tempat menambah ilmu

Selama ini sekolah dijadikan satu tumpuan utama anak untuk menimba ilmu meskipun waktunya terbatas. Sebenarnya anak memiliki lebih banyak waktu di rumah, yang artinya di rumah anak bisa belajar lebih banyak dari orang tua. Sebagaimana ulama besar Imam Syafii, yang meskipun seorang yatim namun berkat kegigihan ibundanya yang ahlul ibadah beliau berhasil di bimbing dan di arahkan menjadi seorang yang mencintai ilmu dan mengamalkannya. Namun demikian, adanya televisi dan berbagai macam teknologi canggih lainnya terkadang membuat kita melalaikan tugas mendidik anak oleh orang tua di rumah karena terlalu sibuk melihat sinetron di televisi misalnya.

 

Menjadikan rumah tempat saling memaafkan

Rumah adalah tempat tinggal, di dalamnya tinggal orang-orang terdekat kita yang terjalin dalam sebuah ikatan. Menjadikan rumah sebagai tempat memaafkan, tak dapat dipungkiri sering kali kita menjadi begitu “kurang pemaaf” kepada orang terdekat kita sendiri. Ambil sebuah contoh saat ada tamu yang datang kerumah dan tidak sengaja menumpahkan air yang disuguhkan, biasanya tuan rumah akan berkata, “Tidak apa-apa, nanti saya bersihkan.” Lalu, bagaimana jika situasinya kita putar. Jika yang menumpahkan minuman itu bukanlah tamu, tapi anggota keluarga kita sendiri, anak kita misalnya. Bagaimana reaksi kita?

 

Menjadikan rumah tempat saling menghargai

Rumah adalah tempat interaksi antar anggota keluarga. Banyak aktivitas yang dilakukan dirumah sejak bangun tidur hingga tidur kembali yang melibatkan anggota keluarga yang lain. Namun demikian kata penghargaan semacam, “Tolong, Maaf, Terimakasih” jarang kita utarakan saat berinteraksi dengan keluarga. Mulai saat ini, patut kita biasakan agar menghargai usaha atau bantuan yang diberikan oleh orang-orang terkasih kita, misalnya saat anak membantu mencuci piring, cukup katakan “Terimakasih ya nak, sudah membantu Umi.” Atau ucapan terimakasih sejenisnya. Menghargai orang lain memang tak harus dengan hadiah barang ataupun uang, kata-kata yang halus dan menyentuh untuk sebuah hal sepele terkadang lebih membekas di hati.

 

Disela-sela ceramahnya Teh Ninih juga mengundang Fajar, siswa SD IT Al-Ihsan yang telah hafiz Qur’an walaupun menyandang Celebral Palsy. Berkat dukungan penuh dari kedua orangtuanya, terutama sang Bunda yang saat itu turut mendampingi, Fajar mampu menghafal Al-Qur’an di usianya yang masih dini. Pada acara tersebut juga diadakan launching program “Infaq Yatim, Pembangunan Gedung Asrama dan Sekolah” oleh Dewan Pembina Yayasan Aitam. Infaq tersebut dipergunakan untuk membangun lokal baru SD IT Al-Ihsan dan pengembangan bangunan Pesantren Aitam.

(A. Setyorini)