Dewasa ini, banyak diantara kaum muslimin yg sangat semangat dalam mendirikan dan membangun masjid. Mereka berlomba-lomba menyumbangkan banyak harta untuk mendirikan masjid di berbagai tempat. Namun, setelah bangunan berdiri tegak, justru mereka tidak memanfaatkan masjid tersebut untuk sholat jamaah dan ibadah lainnya. Dan masjidpun tak lagi menjadi pusat peradaban dan kegiatan masyarakat sebagaimana jaman Rasulullah dulu.

Imam Malik Rahimahullahu mengatakan “Tidak akan pernah baik generasi akhir umat ini kecuali dengan perkara-perkara yg dengannya telah menjadi baik generasi awal umat Islam (yaitu generasi sahabat)”. Maka, jika kita menginginkan kejayaan dan kemenangan kaum muslimin, hendaklah makmurkan masjid-masjid Allah dengan ketaatan kepada-Nya.

Jika kita melihat pada shirah Rasulullah Saw, maka kita akan menemukan fakta bahwa masjid memiliki peran yang sangat vital dan signifikan dalam pengembangan dakwah Islam. Rasulullah menjadikan masjid sebagai sentra utama seluruh aktivitas keumatan, apakah itu dalam aspek tarbiyah (pembinaan) para sahabat, pembentukan karakter para sahabat sehingga mereka memiliki keimanan dan ketakwaan yang sangat kokoh kepada Allah Swt, maupun aspek-aspek lainnya termasuk politik, strategi perang, hingga pada bidang ekonomi, hukum, sosial, dan budaya. Dapat dikatakan fungsi vital masjid adalah menjadi pusat utama ibadah umat Islam, dari ibadah mahdlah yang bersifat ritual hingga ibadah muamalah yang bersifat sosial.

Berlatar belakang dari hal tersebut, Selasa (28/03), Yayasan Aitam Indonesia menyelenggarakan kajian bersama Ustadz M. Jazier ASP dengan tema membangun kekuatan ummat berbasis masjid. Selain guna menguatkan ukhuwah Islamiyah dan silaturahim antar umat Islam serta menambah wawasan dan pemahaman tentang Aqidah Islamiyah, kajian ini juga berupaya untuk meningkatkan solidaritas membangun kekuatan ummat berbasis masjid. Kajian yang diselenggarakan di Masjid At-Taqwa, Kompleks SMA Al-Islam Surakarta ini banyak dihadiri oleh masyarakat umum dan takmir masjid di sekitar wilayah Soloraya.

Ustadz Jazier dalam ceramahnya menuturkan bahwa lebih kuatnya peradaban pasar menjadikan masjid semakin ditinggalkan oleh jamaahnya. Berbeda halnya saat jaman Rasulullah Saw.

“Rasulullah dan para sahabat adalah generasi-generasi yang lahir dari kuatnya peradaban masjid. Meskipun mereka berprofesi sebagai saudagar dan setiap hari ke pasar, tetapi waktu itu peradaban masjid lebih kuat disbandingkan dengan peradaban pasar.”, tutur Dewan Syuro Masjid Jogokariyan ini.

Membangun kekuatan ummat berbasis masjid berarti pula menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan masyarakat baik dalam hal ibadah maupun dalam bidang sosial. Pendekatan yang baik dari takmir masjid kepada masyarakat sekitar masjid sangat penting sebagai upaya menarik minat jamaah sekitar masjid.

Muhammad Makmur selaku Dewan pembina Yayasan Aitam Indonesia menyebutkan bahwa “Kajian ini diharapkan mampu menumbuhkan visi menjadikan masjid menjadi pusat kegiatan masyarakat , sebagai pusat pembelajaran Al-Qur’a dan dirosah Islamiyah, sebagai pusat pengkaderan pemimpin masa depan, menjadikan masjid berfungsi sebagai pengurai persoalan sosial kemasyarakatan, pusat pengkaderan ibu-ibu yang melahirkan pemimpin masa depan, dan menjadikan jamaah masjid aktif dalam aktivitas dakwah.”

Semoga ratusan jamaah dan takmir masjid yang hadir dapat menumbuhkan semangat menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan masyarakat. Dengan semakin aktifnya aktivitas dakwah dan sosial di masjid diharapkan akan membawa dampak positif bagi kemajuan dan kejayaan umat Islam, dan tentunya juga kemajuan dan kejayaan Indonesia. [Yayasan Aitam Indonesia]