عَنْ عُثْمَانَ – رضى الله عنه- عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ «خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ» رواه البخاري“Ustman bin Affan radhiyallahu ‘anhu berkata: “Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar al-Quran dan mengajarkannya.” Hadits riwayat Bukhari.
Kenangan di masa kecil tidak akan pernah terlupa. Ditahun 80an saya merasakan suasana “qur’ani” di masjid2. Setiap habis Maghrib sampai dengan Isya’ saya belajar Al Qur’an (turutan) di masjid dengan metode ditalqin. Guru membaca lebih dulu, kemudian murid mengikuti bacaan guru. Belajar ngaji sekaligus dapat 2 sholat jamaah, Maghrib dan Isya’. Suasana ini sekarang sangat jarang kita dapati di masjid-masjid. Pembelajaran Al Qur’an bergeser menjadi TPA (taman pendidikan Al Qur’an) di sore hari habis Ashar sampai dengan menjelang Maghrib.
Beberapa bulan yang lalu saya mengikuti sebuah forum dengan pembicara DR. Said dari Palestina. Forum tersebut bertema tentang membentuk generasi Qur’ani di Palestina. Di Palestina saat ini, setiap tahun melahirkan ribuan muhafidz (penghafal quran) dan itu lahir dari masjid-masjid. Masjid-masjid sukses melakukan pembelajaran Al Qur’an kepada masyarakatnya. Dan setiap keluarga berlomba-lomba mendidik anak-anaknya dekat dengan Al Qur’an, para orang tua tidak mau lepas mendapat pahala pengajaran Al Fatihah anak-anaknya. Jangan sampai pengajaran Al Fatihah jatuh kepada ustadz, guru, atau orang lain. Usahakan anak-anak mengaji Al Fatihah kepada orang tuanya.
Semasa hidup, Rasulullah Saw juga memberikan tuntunan pada kita semua tentang pentingnya memberikan pengajaran Al-Qur’an kepada semua orang. Beliau membuat halaqah qur’an di masjid Nabawi yang diikuti semua sahabat dan putra putrinya. Dan dapat kita lihat hasilnya, generasi masa itu adalah generasi emas peradaban Islam.
Kita perlu menggelorakan pembelajaran Al Qur’an di masjid-masjid kita. Menumbuhkan halaqah-halaqah Qur’an di masjid-masjid kita, dimana setiap hari kita jamaah sholat fardhu disana. Belajar quran dimasjid kita lebih efektif dan efisien. Yang perlu dipersiapkan hanyalah memberikan guru Qur’an yang mutqin, mengalokasikan anggaran yang cukup, dan menyiapkan pengelola.
الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ (29) لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ (30
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi”. “Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.”
Sebagaimana Firman Allah dalam Al-Qur’an surah Fathir ayat 29-30 di atas, insyaAllah upaya kita melahirkan generasi Al Qur’an menjadi bagian dari wakaf. Yang akan melahirkan anak-anak, cucu, cicit yang mencintai Al Qur’an. Kebangkitan Islam dimulai dari pewujudan generasi Qur’ani. Generasi yang interaksi dengan Al Qur’an maksimum…
Dewan Pembina Yayasan Aitam Indonesia
H. Muhammad Makmur