Wakaf merupakan salah satu ibadah yang sangat mulia disisi Allah Subhanahu Wata’ala. Allah memberikan pahala bukan hanya semasa hidup muwakif (orang yang berwakaf) melainkan Allah akan terus mengalirkan pahala meskipun orang yang berwakaf tersebut telah meninggal dunia. Bertambah banyak orang yang memanfaatkannya, maka bertambah pula pahalanya; terlebih bila yang memanfaatkan hasil wakaf tersebut merupakan orang yang berilmu dinul Islam, ahli ibadah menurut Sunnah dan ahli da’wah, tentunya akan lebih bermanfaat lagi . Ini sesuai dengan hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: Apabila manusia meninggal dunia, maka terputus amalnya kecuali tiga perkara: shadaqah jariyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakannya. [HR Muslim 3084].
Syaikh Ali Bassam berkata: Adapun yang dimaksud dengan shadaqah dalam hadits ini ialah wakaf. Hadits ini menunjukkan, bahwa amal orang yang mati telah terputus. Dia tidak akan mendapat pahala dari Allah setelah meninggal dunia, kecuali (dari) tiga perkara ini; karena tiga perkara ini termasuk usahanya. Para sahabat dan tabi’in mengizinkan orang berwakaf, bahkan menganjurkannya. [Lihat kitab Taisiril Allam, 2/132].
Sedekah jariyah atau wakaf biasanya berupa benda yang dapat diambil manfaatnya untuk umat, dan manfaat ini bersifat terus-menerus, tidak hanya sekali pakai. Contohnya wakaf tanah, bangunan, sumber air, kebun, dan lain sebagainya yang manfaatnya bisa diperoleh berkali-kali untuk banyak orang.
Hampir semua sahabat pernah berwakaf, tentu ini semata-mata karena ketaatan mereka kepada Allah dan RasulNya dan juga sebagai salah satu usaha untuk mendapatkan ridho serta kecintaan dari Allah dan RasulNya. Adapun sahabat tersebut diantaranya:
Sahabat Umar bin Khattab yang mewakafkan sebidang tanah yang subur di Khaibar.
Ibnu Umar berkata, ‘Umar menyedekahkannya (hasil pengelolaan tanah) kepada orang-orang fakir, kaum kerabat, hamba sahaya, sabilillah, ibnu sabil, dan tamu. Tidak dilarang bagi yang mengelola (nadzir) wakaf, makan dari hasilnya dengan cara yang baik (sepantasnya) atau memberi makan orang lain dengan tidak bermaksud menumpuk harta.’” (HR. Muslim)
Abu Thalhah mewakafkan harta yang paling dicintainya; “Ya Rasulullah, Allah berfirman, ‘Kalian tidak akan mendapatkan kebaikan, sampai kalian menginfakkan apa yang kalian cintai’(QS. Ali Imran: 92). Sementara harta yang paling aku cintai adalah kebun Bairuha. Ini saya sedekahkan untuk Allah. Saya berharap dapat pahala dan menjadi simpananku di sisi Allah. Silahkan manfaatkan untuk kemaslahatan umat!”
Wakaf sumur oleh Utsman bin Affan, saat itu Madinah dilanda kekeringan luar biasa, dan masyarakat harus rela membayar mahal air dari sumur seorang Yahudi. Atas dasar kepedulian dan keprihatinan pada umatnya, Rasulullah pun memberikan tantangan pada para sahabatnya.
“Wahai Sahabatku, siapa saja di antara kalian yang menyumbangkan hartanya untuk dapat membebaskan sumur itu, lalu menyumbangkannya untuk umat, maka akan mendapat surgaNya Allah Ta’ala.” (HR. Muslim)
Tak menunggu lama, Utsman dengan kecerdikan dan harta yang dimilikinya segera membeli sumur tersebut dan mewakafkannya untuk masyarakat sekitar. Yang luar biasa, hasil wakaf sumur ini sampai saat ini masih terus ada bahkan makin beranak-pinak menghasilkan manfaat yang lebih besar untuk masyarakat dari hari ke hari.
Wakaf bukan hanya mengalirkan pahala bagi pewakafnya tetapi juga memberikan manfaat serta solusi bagi banyak umat. Semoga Allah memampukan kita untuk melakukan sedekah jariyah berupa wakaf, aamiin yaa rabbal’alamiin

 

*****

Rekening Donasi Wakaf Sumur untuk Pesantren Aitam Ngawen Klaten
Bank Syariah Mandiri 303 777 1111 a.n. Yayasan Aitam Indonesia

Wakaf Sumur akan direalisasikan dalam bentuk 2 sumur, 20 kran 2 tower dan 2 tandon. Pembangunan sumur lengkap dengan bangunan pendukung lainnya seperti kamar mandi, tempat wudhu dan lain sebagainya akan dimanfaatkan para santri yatim Aitam dalam kegiatan bersih diri, bersuci dan juga untuk seluruh jamaah masjid pesantren Aitam Ngawen Klaten.

Untuk info lebih lanjut hubungi nomor 0815 6710 065

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *