Alloh memerintahkan kita untuk memuliakan anak yatim. Saking pentingnya, amal sholih ini termasuk menduduki urutan prioritas. Yakni setelah berbuat baik kepada orang tua dan karib kerabat.
Seperti firman Alloh, “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, teman sejawat, ibnu sabil, serta hamba sahaya yang kamu miliki. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri.” (QS. An-Nisa’ (4) : 36
Anak yatim, menurut pengertian syariat adalah anak dalam usia belum baligh telah ditinggal ayahnya meninggal dunia. Posisinya dalam kehidupan sosial bisa dibilang sangat lemah lantaran hilangnya sosok ayah yang menjadi tumpuan dalam kehidupannya.
Kasih sayang yang tidak lengkap selama proses tumbuh kembang, mengakibatkan mereka menjadi lebih “istimewa” dibanding anak-anak seusia yang dipenuhi kasih sayang kedua orang tuanya. Stigma anak yatim itu anak nakal, atau anggapan oo pantes dia nakal wong anak yatim, begitu melekat kuat di masyarakat kita sekarang ini.
Bisa jadi, ini adalah salah satu cara Alloh SWT mendidik kepada manusia bahwa menyayangi anak yatim tidak mudah. Butuh effort yang luar biasa, lebih tepatnya keikhlasan dan kesabaran yang berlapis-lapis agar anak-anak yatim tidak menjadi sasaran perbuatan jahat akibat keistimewaan yang dimiliki anak yatim.
Alloh SWT sudah mengingatkan kita umat muslim agar tidak berbuat tidak baik kepada anak yatim.
Di QS. Al-Ma’un (107) : 1-2 mengingatkan umat muslim agar tidak menghardik anak yatim.
“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Maka itulah orang yang menghardik anak yatim.”
Ketiadaan pelindung atau sosok ayah ketika kecil, menjadikan anak2 yatim rentan terkena hardikan dari sesama teman, atau justru dari orang dewasa. Bahkan anak yatim kerap jadi korban bullying di lingkungan teman-temannya.
“Terhadap anak yatim, janganlah engkau berlaku sewenang-wenang” QS. Ad-Dhuha (93) : 9
Anak yatim juga rentan dimanfaatkan oleh orang yang mengurusnya. Terutama yang ditinggal mati ayahnya, bila mana meninggalkan harta yang cukup banyak. Potensi dicurangi, bahkan dari walinya sendiri ini sudah diantisipasi Alloh SWT dalam alquran.
“Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah balig) harta mereka; jangan kamu menukar yang baik dengan yang buruk dan jangan kamu makan harta mereka bersama hartamu. Sesungguhnya tindakan-tindakan (menukar dan memakan) itu, adalah dosa yang besar.” QS. An-Nisa (4) : 2
Karena lemahnya posisi sekaligus kondisi anak yatim, menjadikan setiap muslim yang memuliakannya mendapatkan pahala yang sangat utama.
“Mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakanlah “Memperbaiki keadaan mereka adalah baik,” QS. Al-Baqarah (2) : 220
Di beberapa hadits disebutkan keutamaan serta pahala menyayangi, menyantuni atau memuliakan anak yatim. Tiada lain karena amal sholih ini tidak mudah. Ibarat kata, semakin susah melakukan amalan sholih, semakin besar pahalanya. Berikut beberapa keutamaan memuliakan anak yatim:
- Orang yang memuliakan anak yatim akan menjadi lunak hatinya dan dicukupkan kebutuhannya.
“Sukakah kamu, jika hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu terpenuhi? Kasihilah anak yatim, usaplah mukanya, dan berilah makan dari makananmu, niscaya hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu akan terpenuhi.” (HR. Al-Albani)
Rasulullah SAW bersabda: Orang yang memberi makan anak yatim, maka baginya seperti dia memberi makan aku dan orang yang memberi minum kepada mereka, maka baginya seperti dia memberi minum aku. (HR Abu Hurairah)
Siapa yang tidak ingin memberikan makan dan minum Rasulullah SAW? Jika demikian, sesuai hadits tersebut, silakan untuk memberi makan dan minum anak yatim.
- Dijauhkan dari siksa neraka
“Demi yang mengutusku dengan haq, Allah tidak akan menyiksa pada hari kiamat nanti orang yang menyayangi anak yatim, lemah lembut pembicaraan dengannya, serta menyayangi keyatiman serta kelemahannya.” (HR. Thabrani)
Nabi bersabda, ‘Siapa yang mengurus anak-anak yatim ini dan berbuat baik pada mereka, maka mereka kelak akan menjadi penghalang dari siksa api neraka.’’ (HR. Bukhari, Muslim, dan Ahmad)
- Berada di surga, bahkan berdekatan dengan Rasulullah SAW
“Saya dan orang yang mengasuh atau memelihara anak yatim akan berada di surga begini,” kemudian Rasulullah mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengah dan merenggangkannya sedikit.” (HR. Bukhari, Tirmidzi, Abu Daud dan Ahmad dari Sahl bin Sa’d).
“Orang yang memelihara anak yatim di kalangan umat muslimin, memberikannya makan dan minum, pasti Allah akan masukkan ke dalam surga, kecuali ia melakukan dosa yang tidak bisa diampuni.” (HR. Tirmidzi dari Ibnu Abbas).
Semoga kita diberikan kemudahan untuk berkontribusi memuliakan anak yatim. Aamiin. (*)