2 cinta 1 cara

Kita hidup di dunia tidak akan pernah lepas dari fitnah (ujian), karena memang dunia dengan segala isinya adalah fitnah yang telah banyak menipu manusia. Sehingga pernah Rasulullah saw sabdakan bahwa dunia mampu menjadikan manusia berpenyakit wahn, yang diartikan dengan penyakit cinta dunia dan takut mati. Apa jadinya jika orang sudah berpenyakit wahn? Tentu dia akan berusaha menjadikan dunia sebagai surganya dengan segala cara, tidak lagi peduli dengan kemanusiaan apalagi ketuhanan. Hal ini sangat tentu berbahaya karena bisa menimbulkan kerusakan. Dunia ini punya dua sifat utama yaitu sementara waktunya dan hina kedudukannya. Tidak lama karena memang tidak ada yang abadi di dunia, hina karena tidak ada kebaikan yang hakiki di dalamnya. Maka jangan sampai kita salah memahaminya dan jangan jadi ahlud dunya yang hanya bisa meraih kenikmatan badan tapi tidak mampu merasakan kenikmatan hati.

Yang paling baik untuk kita adalah dengan memandang dunia sesuai dengan fungsi dan tujuannya, sesuai dengan yang Allah tetapkan bahwa dunia adalah perlintasan menuju akhirat. Tidak ada orang yang ingin berlama-lama dalam melintas dan ia pasti akan berhati-hati  karena itu memang bukan tujuannya. Banyak contoh dari para generasi salaf yang menjalani dunia dengan sifat zuhud meskipun ia kaya raya dan punya segalanya. Zuhud bukan berarti meninggalkan dunia secara total, tetapi dengan menganggap bahwa segala yang bersifat duniawi adalah hal yang remeh dan tidak lebih baik dari hal yang bersifat ukhrowi. Sebagaimana digambarkan oleh Ibnu Qoyyim Al Jauziyyah: “Zuhud di dunia bukan hanya berarti mengharamkan yang halal dan menyia-nyiakan harta tetapi jika engkau meyakini bahwa apa yang yang ada di tangan Allah itu lebih baik daripada apa yang ada di tanganmu dan jika musibah menimpamu maka pahala atas musibah itu lebih engkau sukai daripada tidak tertimpa musibah sama sekali.”

Karena itu mari kita raih dua cinta dengan satu cara yaitu zuhud, “Zuhudlah pada dunia, Allah akan mencintaimu. Zuhudlah pada apa yang ada pada sisi manusia, manusiapun akan mencintaimu.” (HR. Ibnu Majah)

Salam Semangat Surga!

Wallohu a’lam bis showab…

(Ahmad Syaifuddin)